BAB V
Pendidikan Prasekolah
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari uraian materi pada bab ini, maka mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan konsep dasar pendidikan prasekolah.
2. Menjelaskan landasan UU tentang pendidikan pra sekolah
3. Mengidentifikasi kurikulum pendidikan prasekolah.
B. Pendahuluan
Pendidikan prasekolah pada tahun 1990-an tidak banyak berbeda dari pendidikan prasekolah pada tahun 1960-an bahkan sebelumnya, yaitu selalu menarik perhatian orang tua, masyarakat maupun pemerintah sebagai pengambil keputusan. Mereka menyadari bahwa kualitas masa awal anak (early childhood) termasuk masa prasekolah merupakan cermin kualitas bangsa dimasa yang akan datang. Khususnya para orang tua makin lama
makin menyadari betapa pentingnya hubungan orang tua dan anak yang kelak akan mewarnai hubungan anak dengan lingkungannya, teman sebaya, guru maupun atasannya.
Anak yang mendapatkan perlakuan yang tidak tepat, semacam child abused dan anak yang hidup dalam kemiskinan merupakan isu yang selalu menjadi bahan perdebatan para pendidik. Untuk hal tersebut selalu akan dicarikan jalan keluar dari permasalahan tersebut. Sementara itu usaha memberikan stimulasi pada anak usia awal selalu menjadi perhatian para pendidik.
Minat terhadap anak dapat dilihat dari situasi disekitar kehidupan kita. Berbagai masalah yang bertemakan pendidikan anak banyak sudah diterbitkan baik di Barata maupun di Indonesia sendiri. Dibeberapa kota di Indonesia telah dikenal majalah Bobo, Ayah Bunda, Anakku, Amanah, dan Keluarga yang semuanya berorientasi pada pendidikan khususnya anak pada usia awal. Ceramah-ceramah atau kursus bagaimana mendidik anak dengan sukses sering ditawarkan melalui media massa. Sementara itu para orang tua yang masih muda memang telah memahami arti stimulasi sejak usia awal perkembangan. Orang tua selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya, antara lain mau menghabiskan waktu, usaha dan uang demi kualitas anaknya.
C. Uraian Materi
1. Konsep Pendidikan Prasekolah
Seringkali apa yang dimaksudkan dengan pendidikan prasekolah sangat simpang siur. Masing-masing orang mempunyai pengertian yang tidak sama sehingga mengaburkan arah pembicaraan. Batasan yang dipergunakan The National Association fot The Education of Young Children (NAEYC) dan para ahli umumnya sebagai berikut :
a. Yang dimaksudakan dengan “Early Childhood” (anak masa awal) adalah anak yang sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun. Hal tersebut merupakan pengertian yang baku dipergunakan oleh NAEYC. Batasan ini seringkali dipergunakan untuk merujuk anak yang belum mencapai usia sekolah dan masyarakat mempergunakannya bagi berbagai tipe prasekolah (preschool).
b. Early Childhood Setting (tatanan anak masa awal) menunjukkan pelayanan untuk anak sejak lahir sampai dengan delapan tahun disuatu pusat penyelenggaraan, rumah atau instansi seperti Kindergarten, Sekolah Dasar dan program rekreasi yang menggunakan sebagian waktu atau penuh waktu.
c. Early ChildhoodEducation (pendidikan awal masa anak) terdiri dari pelayanan yang diberikan dalam tatanan awal masa anak. Sementara pelaksanaan pendidikan prasekolah didasari oleh beberapa asumsi diantaranya:
a. Pendidikan sudah harus dimulai sejak dalam buaian sampai ke akhir hayat bahwa pendidikan sudah harus dimulai sejak masihdalam kandungan.
b. Semakin cepat pendidikan dimulai semakin mudah pula pelaksanaan pendidikan selanjutnya artinya bahwa semakin muda usia seseorang memulai pendidikan maka semakin cepat pemahamannya, tetapi semakin dewasa pendidikan dimulai maka semakin susah diajarkan.
Prasekolah (bahasa Inggris: preschool) merupakan pilihan pendidikan bagi kanak-kanak sebelum memasuki sekolah. Prasekolah merupakan sebahagian daripada sistem Pendidikan Indonesia. Pendidikan prasekolah adalah satu program yang menyediakan pengalaman pembelajaran kanak-kanak yang berumur 4-6 tahun dalam jangka masa satu tahun atau lebih sebelum masuk ke Tahun Satu di sekolah formal.adalah suatu kenyataan bahwa orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Apabila anak telah masuk sekolah, orang tua adalah mitra kerja yang utama bagi guru anaknya.
Berbagai informasi telah menunjukkan dari sejumlah studi yang telah dimulai 20 tahun yang lalu, keterlibatan orang tua dalam pendidikan prasekolah dapat ditemukan manfaatnya. Studi-studi tersebut berasal dari keterlibatan orang tua dalam program Head Start di Amerika Serikat.Heinz (1979), menjelaskan bahwa ada 3 hal penting apabila orang tua dan pihak sekolah dapat menjalin kerjasama yaitu konsep diri orang tua dan anak-anak akan meningkat, motivasi belajar anak akan meningkat, dan prestasi yang dicapai anak akan meningkat pula.
Pendidikan prasekolah biasa diklasifikasikan antara lain :
Pendidikan sebelum lahir (pendidikan prenatalis) adalah pendidikan yang bukan dalam arti sesungguhnya tetapi dalam arti umum, jadi tidak perlu berdialog dengan anak yang ada dalam kandungan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana mempengaruhi pribadinya agar anak kelak menjadi anak yang sempurna.
Sebelumnya kita perlu tahu bahwa pendidikan dalam arti umum adalah bimbingan atau pengaruh terhadap perkembangan pribadi secara positif, misalnya mengajarkan anak secara langsung cara duduk yang sopan ketika melihat anak tersebut duduk dengan tidak sopan atau menegur dia secara halus ketika dia berbicara tidak sopan dengan seseorang.
Bagaimana isi pendidikan prenatalis tersebut yaitu ada tiga hal, sebagai berikut :
a) Berkaitan dengan kesehatan, seperti rajin memeriksakan kandungan ke puskesmas atau dokter ahli anak, menjaga kondisi agar tidak sakit, apalagi sampai sakit yang diikuti oleh teperatur tinggi (demam) sebab akan mempengaruhi otak anak dalam kandungan.
b) Berkaitan dengan keamanan, seperti menjaga kandungan agar tidak terbentur, tidak jatuh, terpeleset, ditabrak, dalam artian berhati-hati jangan sampai kecelakaan, apalagi sampai jatuh tertelungkup sehingga merusak otak bayi dalam kandungan.
c) Berkaitan dengan nutrisi, mengkonsumsi makanan bergizi yang cukup untuk anak, konsultasi dengan petugas posyandu, yang berkaitan dengan protein sehingga pertumbuhan otak dalam kandungan dapat maksimal.
Tidak jarang kita temui dan kita dengar seorang anak yang lahir tidak dalam keadaan normal seperti tidak ada batok kepalanya, ususnya keluar,anusnya tidak ada, anggota badannya tidak lengkap, dan sebagainya dan umumnya hal seperti ini banyak menimpa kalangan menengah kebawah, bisa saja penyebabnya adalah salah satu faktor diatas.
Hal yang tidak kalah pentingnya yang harus dijaga dan diperhatikan adalah kondisi kejiwaan ibu hamil, seorang suami harus bisa mengerti bagaimana perasaan istri, jangan sampai sering cekcok, apalagi sampai selingkuh pada saat istri hamil. Harus senantiasa menjaga, menciptakan situasi dan kondisi agar istri bahagia, sebab hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis anak tesebut.
Sedangkan pendidikan setelah lahir (post natalis) terdiri:
Sekolah Titipan/Tempat Penitipan Anak (Day Care)
Day care merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak diluar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Di Negara maju, TPA dikenal dengan nama Sekolah Titipan (Nursey School) yang juga diperuntukkan anak-anak yang kedua orang tuanya ditarik ke lapangan kerja. Sekolah Titipan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan petugasnya terdiri dari guru, perawat, dokter anak, psikolog, dan sebagainya. Biasanya anak yang dititip adalah anak usia antara 0 – 1 tahun.
Bermain merupakan salah satu fenomena yang sangat menarik perhatian para pendidik, psikolog, ahli filsafat dan banyak orang lagi sejak beberapa dekade yang lalu. Namun terlepas dari berbagai alasan diatas, dengan memasukkan anak ke kelompok bermain, anak akan memperoleh jauh lebih banyak manfaat utamanya dalam bersosialisasi daripada anak yang terkurung didalam rumah. Kelompok bermain itu sendiri biasanya dilaksanakan sebelum anak memasuki Taman Kanak- Kanak dengan kisaran usia antara 1-4 tahun.
Taman Kanak-Kanak (Kindergarten)
TK merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada di jalur pendidikan sekolah. Adapun tujuan TK adalah membentuk manusia Pancasila sejati, yang bertakwa kepada Tuhan YME, yang cakap, sehat dan terampil, serta bertanggung jawab kepada Tuhan, masyarakat dan negara. Sedangkan tujuan khususnya:
1. Memberi kesempatan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik maupun psikologinya dan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya secara optimal sebagai individu yang unik.
2. Memberi bimbingan yang seksama agar anak memilikI sifat dan kebiasaan yang baik, sehingga mereka dapat diterima oleh masyarakatnya.
3. Mencapai kematangan mental dan fisik yang dibutuhkan agar dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Ada dua tokoh yang sangat terkenal yang berkaitan dengan Taman Kanak-Kanak yaitu:
1. Friederich Wilhelm Froebel (1782 – 1852) mengatakan bahwa self activitas itu terdapat didalam bermain oleh sebab itu bagi Froebel mendidik itu sama dengan bermain, tapi tidak semua bermain adalah mendidik.Bermain yang mendidik adalah yang menggunakan alat-alat permainan, tetapi tidak semua alat permainan adalah alat pendidikan. Yang mana itu? Yaitu alat permainan yang mempunyai arti simbolis (perlambang) contohnya bola adalah simbol dari wanita karena bola tidak mempunyai sudut jadi disimbolkan sebagai wanita yang tidak dapat menagmbil keputusan atau tidak tegas.
2. Maria Montessori (1870 – 1952), mempunyai pandangan bahwa dalam bermain dapat mempergunakan alat permainan apa saja asalkan dapat menimbulkan kreatifitas anak, misalnya kursi menurut Maria bisa dijadikan alat permainan yaitu kuda-kudaan, sementara Froebel tidak bisa hanya sebagai tempat duduk saja.
3. Walaupun keduanya berbeda pandangan akan tetapi mereka mempunyai persamaan, yaitu keduanya mendasarkan pendidikan prasekolah itu atas prinsip self activitas (aktifitas diri) anak. Di Indonesia sebelumnya diadopsi sekolah Froebel, tidak ada istilah Taman Kanak-Kanak.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12 Ayat (2) menyebutkan “selain jenjang pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) , dapat diselenggarakan pendidikan prasekolah”, adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan dan keterampilan, yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.
Di dalam PP RI No. 27 Tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah, bab 1 pasal 1 ayat (2) menyebutkan “selain jenjang pendidikan sebagaimana yang dimaksud dengan Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki Pendidikan Dasar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa satuan pendidikan prasekolah meliputi Taman Kanak- Kanak terdapat dijalur pendidikan sekolah sedangkan Kelompok Bermain dan Penitipan Anak terdapat di jalur pendidikan luar sekolah.
Selanjutnya didalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0486/U/1992 Bab 1 Pasal 2 Ayat (1) telah dinyatakan bahwa “Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan sifat-sifat alami anak.” Tindak lanjut dalam Bab II Pasal 4 dijelaskan bahwa anak didik di TK adalah anak berusia 4-6 tahun.
Selain itu beberapa landasan teoritis pelaksanaan Pendidikan Prasekolah adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan prasekolah termasuk kedalam Pendidikan Dasar.Pendidikan Dasar adalah pendidikan yang bertujuan memberikan pembentukan dasar.
2. Jadi Pendidikan Dasar itu kedalamnya terhisap Taman Kanak- Kanak dan Sekolah dasar. Perlu diketahui bahwa pendidikan dasar itu bukan jenjang, sementara TK dan SD adalah jenjang pendidikan.
3. Dengan demikian pendidikan prasekolah adalah pendidikan yang diberikan kepada anak dibawah umur bersekolah (belum matang bersekolah), secara biologis enam tahun keatas sudah matang untuk bersekolah, berarti usia prasekolah dibawah enam tahun. Sedangkan menurut The National Association for The Education istilah Preschool adalah anak antara usia “Toddlerl” (1-3 tahun) dan usia masuk kelas satu biasanya antara usia tiga sampai lima tahun. Sementara pengertian toddler adalah anak yang mulai berjalan sendiri sampai dengan usia tiga tahun. “Kondergarten” tujuannya untuk persiapan masuk kelas satu, secara perkembangan biasanya meliputi anak usia 4-6 tahun. Dengan perkataan lain, yang dimaksud dengan anak usia TK adalah 4-6 tahun sedangkan anak prasekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun.
Konsep yang digunakan ialah "Belajar Sambil Bermain" dengan menekankan "Pembelajaran Bertema". Kaedah pembelajaran ialah meliputi aktivitas kelas, aktivitas kumpulan dan aktivitas individu. Kurikulum Pendidikan prasekolah dirancang dengan teliti bagi memenuhi keperluan dan tahap perkembangan kanak-kanak berdasarkan Falsafah Pendidikan Nasional maupun potensi keberagaman karakteristik daerah masing-masing.
Nama : ISNAINI
Nim : [1902060053]
Prodi : S-1 PGSD Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat
Dosen : Bapak hadi wijaya,M.pd.
Makul : Kapita Selekta Pendidikan
Komentar
Posting Komentar