Latihan:
1. Jelaskan tendensi dan latar belakang diselenggarakannya pendidikan
internasional!
2. Jelaskan asumsi pendidikan internasional!
3. Jelaskan konteks pendidikan internasional dalam inter cultural
education!
4. Jelaskan hubungan antara pendidikan internasional dan pertukaran
siswa/mahasiswa!
5. Deskripsikan pelaksanaan pendidikan intenasional di Indonesia!
6. Apa saja permasalahan yang timbul sebagai implikasi pelaksanaanp endidikan internasional?
7. Berikan alternatif solusi terhadap permasalahan pendidikan nternasional yang telah Anda kemukakan!
Jawab.
1.Dalam pendidikan internasional, kurikulum yang diterapkan bolehboleh saja kurikulum nasional, tetapi di dalamnya disisipkan pendidikan untuk berinternasional. Artinya, anak didik dijejali dengan pendidikan akan hidup dalam suasana damai di dunia, dengan menjunjung tinggi nalai-nilai kemanusiaan, diberikan makna perdamaian internasional, dan arah pendidikan yang lebih baik. Bentuk pendidikan semacam ini bukan dalam tingkat pendidikan teori, namun harus diterapkan secara nyata.
2.
a. Hidup berdampingan secara dinamis jauh akan lebih menguntungkan dari pada bermusuhan antara bangsa dengan bangsa lain.
b. Memahami budaya orang lain akan memperkaya budaya sendiri.
3.
1. Content integration yaitu mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan konsep dasar, generalisasi dan teori dalam mata pelajaran/disiplin ilmu.
2. The knowladge Construction Process yaitu membawa siswa untuk memahami impilkasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin).
3. An Equity Paedagogy yaitu menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik dari segi ras, budaya ataupun sosial.
4. Prejudice reduction yaitu mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka.
5. Melatih kelompok untuk partisipasi dalam kegiatan olahraga, berinteraksi dengan seluruh staff dan siswa yang berbeda etnis dan ras dalam upaya menciptakan budaya akademik.
4.
Program pertukaran mahasiswa (studentexchenge) merupakan salah satu program dari pemerintahan Jepang dalam mengembangkan promosi perguruan tingginya kepada masyarakat dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang dijadikan tujuan promosi tersebut. Pemerintahan Jepang banyak menawarkan program student exchange kepada perguruan-perguruan tinggi yang ada di Indonesia diantaranya adalah ITB, IPB, UGM, dan lain-lain.
5.
Dalam four pillars of education in UNESCO, ada 4 dasar pendidikan, yakni: Learning to know (Belajar untuk mengetahui); Learning to Do (Belajar untuk bertindak); Learning to Be (Belajar untuk menjadi (seseorang); dan Learning to Live Together (Belajar untuk hidup bersama). Empat dasar ini adalah pegangan kita dalam menerapkan semua kurikulum pendidikan di negara kita. Dengan belajar sendiri (membaca maupun berdiskusi) maupun mengunjungi sekolah-sekolah yang sudah menerapkan KBK, maka diharapkan semua pendidik memiliki pemahaman serupa tentang KBK. Sehingga ‘pendidikan internasioanal’ bukan sekedar di kulit belaka, namun bisa diterapkan ke dalam semua level sekolah yang ada di seluruh nusantara.
Dalam pelaksanaannya, di Indonesia Pendidikan internasional berupa :
1) Transfer of teknologi
2) Pertukaran pemuda dan petani ke Negara lain.
3) Penyetaraan pendidik dan peserta didik keluar negeri
4) Kerja sama Pendidikan dengan universitas di negara lain/ kerja sma kelembagaan.
6.
Selain itu dengan adanya pendidikan Internasional seperti itu maka akan timbul hal-hal sebagai berikut:
1) Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanakan Transfer Of Teknology
2) Penguasaan bahasa negara setempat
3) Lamanya masa studi dan perbedaan program pendidikan
4) Tenaga akademik berkualitas seperti yang diharapkan
5) Sasaran dan kerja sama yang signifikan/ relevan
7.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan internasional utamanya dalam transfer of Teknology, yaitu:
1. Tidak menjadikan satu bangsa terus menerus bergantung pada bangsa yang lain.
2. Sesuai dengan budaya sendiri/tidak bertentangan dengan budaya sendiri.
3. Tidak bertentangan dengan nilai sosial, mencegah teknologi yang bertentangan dengan nilai-nilai kita/agama yang kita anut.
4. Tidak membuat golongan elit menjadi penguasa bagi golongan bawah.
5. Pendidikan bangsa yang memadai bagi yang mau mengikuti pendidikan di negar-negara tertentu.
6. Biaya hidup dan tunjangan pendidikan yang cukup bagi peserta pendidikan lanjutan.
7. Pendidikan yang disediakan bagi tenaga akademik dalam kerjasama kelembagaan.
1. Content integration yaitu mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan konsep dasar, generalisasi dan teori dalam mata pelajaran/disiplin ilmu.
2. The knowladge Construction Process yaitu membawa siswa untuk memahami impilkasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin).
3. An Equity Paedagogy yaitu menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik dari segi ras, budaya ataupun sosial.
4. Prejudice reduction yaitu mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka.
5. Melatih kelompok untuk partisipasi dalam kegiatan olahraga, berinteraksi dengan seluruh staff dan siswa yang berbeda etnis dan ras dalam upaya menciptakan budaya akademik.
4.
Program pertukaran mahasiswa (studentexchenge) merupakan salah satu program dari pemerintahan Jepang dalam mengembangkan promosi perguruan tingginya kepada masyarakat dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang dijadikan tujuan promosi tersebut. Pemerintahan Jepang banyak menawarkan program student exchange kepada perguruan-perguruan tinggi yang ada di Indonesia diantaranya adalah ITB, IPB, UGM, dan lain-lain.
5.
Dalam four pillars of education in UNESCO, ada 4 dasar pendidikan, yakni: Learning to know (Belajar untuk mengetahui); Learning to Do (Belajar untuk bertindak); Learning to Be (Belajar untuk menjadi (seseorang); dan Learning to Live Together (Belajar untuk hidup bersama). Empat dasar ini adalah pegangan kita dalam menerapkan semua kurikulum pendidikan di negara kita. Dengan belajar sendiri (membaca maupun berdiskusi) maupun mengunjungi sekolah-sekolah yang sudah menerapkan KBK, maka diharapkan semua pendidik memiliki pemahaman serupa tentang KBK. Sehingga ‘pendidikan internasioanal’ bukan sekedar di kulit belaka, namun bisa diterapkan ke dalam semua level sekolah yang ada di seluruh nusantara.
Dalam pelaksanaannya, di Indonesia Pendidikan internasional berupa :
1) Transfer of teknologi
2) Pertukaran pemuda dan petani ke Negara lain.
3) Penyetaraan pendidik dan peserta didik keluar negeri
4) Kerja sama Pendidikan dengan universitas di negara lain/ kerja sma kelembagaan.
6.
Selain itu dengan adanya pendidikan Internasional seperti itu maka akan timbul hal-hal sebagai berikut:
1) Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanakan Transfer Of Teknology
2) Penguasaan bahasa negara setempat
3) Lamanya masa studi dan perbedaan program pendidikan
4) Tenaga akademik berkualitas seperti yang diharapkan
5) Sasaran dan kerja sama yang signifikan/ relevan
7.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan internasional utamanya dalam transfer of Teknology, yaitu:
1. Tidak menjadikan satu bangsa terus menerus bergantung pada bangsa yang lain.
2. Sesuai dengan budaya sendiri/tidak bertentangan dengan budaya sendiri.
3. Tidak bertentangan dengan nilai sosial, mencegah teknologi yang bertentangan dengan nilai-nilai kita/agama yang kita anut.
4. Tidak membuat golongan elit menjadi penguasa bagi golongan bawah.
5. Pendidikan bangsa yang memadai bagi yang mau mengikuti pendidikan di negar-negara tertentu.
6. Biaya hidup dan tunjangan pendidikan yang cukup bagi peserta pendidikan lanjutan.
7. Pendidikan yang disediakan bagi tenaga akademik dalam kerjasama kelembagaan.
Komentar
Posting Komentar