Langsung ke konten utama

Mengkaji dan membandingkan Kurikulum Pendidikan 7 Negara [pgsd unu ntb]





IsnainiAyH,jembatan gantung. 


 Karena pendidikan adalah sebuah aktifitas yang integral yang mencakup target, metode dan sarana dalam membentuk manusia-manusia yang mampu berinteraksi dan beradabtasi dengan lingkungannya, baik internal maupun eksternal demi terwujudnya kemajuan yang lebih baik.


Studi perbandingan pendidikan dalam hal ini kurikulum merupakan salah satu cara untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan sistem pendidikan Indonesia dengan Negara tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada sistem pendidikan tersebut.


Kondisi ini sebenarnya sedikit berbeda dengan sistim pendidikan di Indonesia yang mana masalah sepenuhnya bersifat sentralistik tanpa memberi kewenangan kepada daerah untuk mengembangkan proses pendidikan, yang walaupun saat ini Indonesia sudah masuk dalam era desentralisasi tapi proses pengolahan pendidikan khususnya aspek anggaran daerah masih belum menaruh perhatian penuh terhadap pendidikan.


Makalah ini disajikan atas dasar kajian pustaka dari berbagai sumber yang relevan, untuk itu mengingat keterbatasan penulis makalah ini masih diperlukan masukan dan saran yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.


Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentuKurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.


Dalam dimensi manajemen kurikulum, diperlukan koherensi antara kurikulum dengan pembelajaran yang dilakukan di lembaga pendidikan, yaitu : Pertama, kurikulum berpijak pada purposes or goal of the curriculum - tujuan kurikulum yang ingin dicapai.


(Wahyudin, 2016) Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan yang sekarang kurikulum 2013 yang walaupun belum merata disatuan pendidikan seluruh Indonesia diterapkan.


Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.


Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.


Skema : Tahapan Perubahan Kurikulum Indonesia Kurikulum dapat dipahami dari tiga dimensi yakni kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai rencana pembalajaran (Sanjaya, 2015).


Kurikulum sebagai pengalaman belajar merupakan seluruh pengalaman belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk mendapatkan ijazah, dan kurikulum sebagai rencana pembelajaran merupakan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.


Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia (Depdiknas, 2013).Pada studi TIMSS tahun 2011 lebih dari 95% siswa Indonesia hanya sampai pada level menengah di bawah Malaysia, Thailand dan dan Saudi Arabia.


Menelaah lebih dalam tentang studi TIMSS ternyata banyak konten dalam kurikulum sains yang diujikan pada oleh TIMSS tetapi tidak terdapat dalam konten kurikulum yang ada di Indonesia, misalnya pada topik struktur partikular materi di dalam atom dan sifat dan penggunaan asam dan basa secara umum.


Hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan ini adalah peningkatan kompetensi guru, karena tanpa guru yang memiliki kompetensi yang profesional maka pendekatan ini tidak akan berjalan.


Kurikulum Subjek Akademis Model kurikulum subjek akademis, yaitu model kurikulum tertua dan sangat praktis mudah disusun, dan mudah digabungkan, serta.mengutamakan isi (subject matter) yang merupakan kumpulan dari bahan ajar atau rencana pembelajaran.


Mereka tingga memilih bahan materi ilmu yang telah dikembangkan para ahli displin ilmu, kemudian mengorganisasikan secara sistematis, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya.Ditinjau dari isinya, Sukmadinata (2005) mengklasifikasikan kurikulum model ini menjadi empat kelompok besar: a. Correlated curriculum.


d. Problem Solving Curriculum Pola organisasi yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampian yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu.


Pendidikan ini diarahkankepada pembinaan manusia yang utuh, bukan saja segi fisik dan intelektual, tetapijuga segi sosial dan afeksi (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain).


Pendidikan lebih menekankan bagaimana mengajarsiswa (mendorong siswa), dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu.Penganut model kurikulum ini beranggapan bahwa siswa merupakan subjek utama yang mempunyai potensi, kemampuan dan kekuatan yang bisa dikembangkan.


Karena itu, seseorang yang telah mampu mengaktualisasikan diri adalah orang yang telah mencapai keseimbangan perkembangan dari aspek kognitif, estetika, dan moral.Dalam prose penerapan di kelas, kurikulum humanistik menuntut hubungan emosinal yang baik antara guru dan siswa.


Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak ( software) dan perangkat keras ( hardware) penarapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tools technologi), sedangkan penerapan teknologi perangjat lunak disebut juga teknologi sistem (system technologi) Ciri-ciri kurikulum teknologi Tujuannya diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan menjadi hasil belajar siswa.


Model kurikulum teknologi berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang, kurikulum ini juga menekankan pada isi kurikulum.


Pendidikan formal yang ada di malaysia dimulai dari Pra-sekolah, Pendidikan Rendah, Pendidikan Menengah, Pendidikan Pra-Universiti dan Pengajian Tinggi.


Adapaun visi dan misi utama pemerintahan Malaysia adalah menjadikan negerinya sebagai pusat pendidikan berkualitas dan siap bersaing dangan lembaga pendidikan tinggi di negara lain seperti Singapura dan Australia b. Manajemen Pendidikan Pada dasarnya sekolah di Malaysia dan Indonesia tidak jauh berbeda.


Negara Malaysia cenderung lebih maju di bidang pendidikan karena kurikulum yang dipakai baku dan tidak sering ada pergantian kurikulum.


Alasan lain yang berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di kedua negara adalah bekas dari negara yang berbeda.


Proses penyaringan untuk menjadi guru sangat ketat dan calon guru yang diterima disesuaikan dengan jumlah guru yang diperlukan, sehingga semua calon guru tersebut pasti akan mendapatkan pekerjaan.


Republik Rakyat Cina (RRC) a. Pendidikan CINA Sistem pendidikan cina adalah meliputi : Pendidikan dasar (basic education), pendidikan teknik dan kejuruan (technical and vactional education), pendidikan tinggi (Higher education) dan Pendidikan orang dewasa ( adult education).


Pendidikan dasar meliputi TK, SD, dan SM dengan lama pendidikan yaitu : Pra sekolah 3 tahun ke atas, sekolah dasar 5-6 tahun dengan usia masuk SD 6 tahun, dan pendidikan sekolah menengah tingkat pertama 3 tahun dan tingkat atas 5 tahun.


Selain pendidikan formal dicina juga berkembang pendidikan non formal yang berupa pendidikan orang dewasa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang pada gilirannya diharapkan dapat member sumbangsi dalam pengembangan ekonomi penduduk.


Untuk biaya pendidikan tersedia File_Perbandingan Kurikulum 2017 pada pemerintah pusat dan daerah dengan distribusi, alokasi dari daerah khusus untuk pendidikan yang dikelolah oleh daerah sedangkan dana pusat untuk lembaga pendidikan yang berada di kementrian-kementrian.


Kurikulum dirumuskan oleh komisi pendidikan Negara yang sangat fleksibel serta bervariasi atas dasar kemampuan dan karakteristik wilayah, kota dan desa dan memberikan keleluasan bagi daerah untuk menambahkan kurikulum local.


Sistem ujian dicina, untuk sekolah dasar dan menengah melaksanakan empat macam ujian yaitu ujian semester, ujian ujian tahunan, ujian akhir sekolah dan ujian masuk SMP, dan ujian-ujian ini hanya terbatas pada mata pelajaran bahasa cina dan matematika.


Sehubungan dengan hal ini, maka tujuan pendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional, menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-cita persaudaraan yang universal, mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara yang demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia, dan menanamkan sifat patriotisme.


Secara umum system pendidikan di korea Selatan terdiri dari empat jenjang pendidikan formal yaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi.


Visualisasi grade pendidikan yang dimaksud adalah: a. Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6 tahun bagi anak usia 6 dan 11 tahun, dengan jumlah lulusan SD mencapai 99,8%, dan putus sekolah SD 0,2%.


Selain itu ada sekolah komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (yunior college) atau universitas (senior college).


Pada setiap provinsi dan daerah khusus (seul dan busam) masing-masing dewan pendidikan terdiri dari tujuh orang anggota dan dipilih oleh daerah otonom.


Reformasi kurikulum pendidikan di korea dilaksanakan sejak tahun 1970 dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yg dikerjakan oleh guru meliputi lima langkah yaitu : perencanaan pengajaran, diagnosis murid, membimbing siswa belajar dengan berbagai program, tes dan menilai hasil belajar.


Disekolah tingkat menengah tidak diadakan tes masuk hal ini dikarenakan ada kebijakan equel accesbility atau kesekolah menengah di daerahnya.Jepang a. Pendidikan Jepang Sebelum perang dunia II, sistem pendidikan jepang memiliki banyak jalur, namun setelah tahun 1980 pemerintah jepang melakukan reformasi di bidang pendidikan.


2010) b. Manajemen Pendidikan Pada level nasional tanggung jawab pendidikan ada pada kementrian pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.


Kemudian distrik terdapat dewan pendidikan yang bertanggung jawab terhadap suvervisi atas masalah-masalah personalia pada lembaga pendidikan pemerintah, memberikan inservice training asset cultural, dan memberikan nasihat kepada lembaga-lembaga pendidikan.


Kurikulum sekolah ditentukan oleh menteri pendidikan yang kemudian dikembangkan oleh dewan pendidikan distrik dan kota.


Bagi siswa yang kehadirannya kurang dari 5 % tahun belajar dan hasil ujian jelek maka diwajibkan untuk mengulang pada level yang sama.


Komisi ini bertugas mempelajari tujuan pendidikan jepang yang terdapat dalam fundamental education law lalu menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri.


Amerika Serikat a. Pendidikan Amerika Serikat Jenjang pendidikan di Amerika Serikat biasanya dimulai dari preschool, kindergarten, atau first grade; setelah itu Elementery (or Primary) School—dalam hal ini, siswa dapat memutuskan untuk pindah ke Middle School, Junior High School, atau Combined Junior-Senior High School; selanjutnnya ada High School atau Senior High School.


b. Manajemen pendidikan Kurikulum di Elementary School adalah Aritmatika Dasar, Matematika, bahasa Inggris (seperti Grammar, Speeling dan vocabulary), dan mata pelajaran lainnya seperti pelajaran sosial, pengetahuan alam, pengembangan fisik, kesenian dan membaca.


Sementara di Junior dan Senior High School, kurikulum dasarnya adalah Ilmu Alam (Biologi, Kimia dan Fisika), Matematika (Algebra, Geormetri, pra￾Kalkulus, Statistik, dan Kalkulus), Bahasa Inggris (Sastra, Kemanusian, Komposisi dan bahasa lisan), Ilmu Sosial (Sejarah, Pemerintaha dan Ekonomi).


Siswa High School juga memiliki mata pelajaran pilihan seperti Atletik, Karir dan Pendidikan teknik, pelajaran Komputer, Bahasa Asing dan beberapa mata pelajaran lain yang bisa menunjang keberhasilan anak dan diminati oleh siswa tersebut.


Menurut artikel yang ditulis oleh Shane Lopes dan Preety Sidhu yang berjudul U.S Teacher Love Their Lives, but Struggle in the Workplace, dalam gallup.com/poll, pekerjaan sebagai guru beada dalam urutan delapan dari 14 jenis pekerjaan yang dicari.


a. Pendidikan Finlandia Tujuan utama dari kebijakan pendidikan Finlandia adalah semua warga mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal menerima pendidikan, tanpa memperhitungkan usia, tempat tinggal, situasi keuangan, jenis kelamin atau orang tua.


Kedua, pejabat publik juga berkewajiban untuk menjamin setiap orang berkesempatan sama dalam memperoleh pendidikan lainnya selain pendidikan dasar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan khusus, dan untuk mengembangkan diri agar terhindar dari kesulitan ekonomi.


Jenjang Pendidikan di Finlandia meliputi : Pra pendidikan dasar, Pendidikan dasar dan menengah, Tertiary pendidikan, Pendidikan tinggi, dan Pendidikan dewasa.


Dari hasil kajian dan pembahasan tentang perbandingan kurikulum dari 8 negara yaitu : Indonesia, Malaysia, Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika dan Finlandia dapat disimpulkan bahwa, dari ke 8 negara tersebut sistim manajemen bersifat gabungan antara desentralisasi dan sentralistik.


Kurikulum Masing-masing negara disusun oleh kementrian pendidikan, selanjutnya sekolah diberikan kewenangan untuk menyusun kurikulum/menambah kurikulum lokal sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing dan permintaan siswa.


Hal ini berbeda dengan negara indonesia, yang memasukkan kurikulum local namun tidak berhubungan langsung dengan permintaan siswa, seperti kurikulum lokal yang hanya terbatas pada bahasa daerah, seni dan lain-lain.


Untuk memberikan peluang masa depan pada siswa, kiranya system kurikulum hendaknya lebih fleksibel dan daerahpun agar memasukkan kurikulum local yang bersifat ―kreatifitas‖ sesuai kondisi daerah masing-masing, seperti kurikulum local pertanian, perikanan, perkebunan.teknologi dan lain- lain, tidak hanya sebatas kurikulum seperti bahasa daerah atau bahasa asing yang selama ini banyak dimunculkan sehingga, mtidak berpengaruh terhadap lapangan kerja dan tidak meberikan jaminan untuk kehidupan.pekerjaan siswa setelah tamat sekolah.


Hal ini, penulis munculkan, karena ternyata diketiga Negara ini cukup berhasul dengan kurikulum local yang mereka pilih berupa pertanian, perikanan, dan teknologi industri dan lain-lain, ini terbukti dengan banyaknya kerajinan industri yang bersifat home industri di ketiga Negara ini, sehingga pada gilirannya akan berimplikasi kepada pertumbuhan ekonomi Negara dan kesejahteraan masyarakatnya semakin bertambah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber Otoritas Pelaksanaan Supervisi [PGSD_UNU_NTB]

Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah Dan Pengawas Di Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan supervisi bukan untuk mencari kesalahan guru tetapi pelaksanaan supervisi pada dasarnya adalah proses pemberian layanan bantuan kepada guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan meningkatkan kualitas hasil belajar. Kegiatan supervisi pendidikan sangat diperlukan oleh guru, karena bagi guru yang bekerja setiap hari di sekolah tidak ada pihak lain yang lebih dekat dan mengetahui dari dalam segala kegiatannya, kecuali Kepala Sekolah. Guru merupakan salah satu faktor penentu rendahnya mutu hasil pendidikan. Dalam rangka pelaksanaan program supervisi pendidikan maka harus mencakup semua komponen yang terkait dan mempengaruhi terhadap keberhasilan program supervisi pendidikan. Keberhasilan tersebut dilihat dari komponen perencanaan, implementasi dan dampak dari program supervisi pendidikan. Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan...

Struktur kurikulum TPQ Taman Pendidikan Al Qur’an atau TPA

selampang,30 Agustus 2020 Struktur kurikulum TPQ Taman Pendidikan Al Qur’an atau TPA  Struktur kurikulum TPA ini meliputi inti pembelajaran yang dilewati pada jenjang pendidikan untuk 3 tahun atau dalam enam semester. Pada masing masing jenjang ditempuh dengan waktu satu tahun yang mana dinamakan dengan level. Dengan waktu 3 tahun maka level yang ada adalah : -Level A -Level B -Dan level C  Penyusunan untuk struktur kurikulum TPQ Penyusunan untuk struktur kurikulum TPQ didasarkan kepada standar kompetensi lulusan dengan ketentuaan seperti dibawah ini :  Kurikulum TPQ berisi materi pokok dan materi dengan muatan lokal.Untuk materi pokok yaitu Pembelajaran Alquran, ilmu tajwid, ayat pilihan, bacaan sholat, hafalan surah pendek, praktek ibadah, doa serta adab harian, tahsinul kitabah, dan Pengenalan dasar agama Islam. Untuk muatan lokal disesuaikan dengan kondisi masing masing.  Sedangkan untuk materi pokok pada setiap jenjang l...

Budaya Nasional Sebagai Dasar Pendidikan [PGSD_UNU_NTB]

Bab III. Budaya Nasional Sebagai Dasar Pendidikan Kapita Selekta Pendidikan A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari uraian materi pada bab ini, maka mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan pengertian pendidikan dan budaya. 2. Mampu menjelaskan konsep budaya nasional sebagai dasar pendidikan. 3. Mampu mejelaskan keterkaitan antara pendidikan dan kebudayaan. 4. Mampu mendeskripsikan fungsi dan nilai-nilai budaya nasional sebagai dasar pendidikan. 5. Mampu mendeskripsikan implementasi budaya nasional sebagai dasar pendidikan. 6. Mampu menjelaskan implikasi masalah beserta solusi terkait budaya nasional sebagai dasar pendidikan.  B. Pendahuluan    Hanya manusialah yang memiliki budaya, kebudayaan bukan hanya membentuk pribadi seseorang tetapi juga dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa pendidikan tidak lain adalah proses pembudayaan. Artinya apabila pendidikan itu dilepaskan dari kebudayaan maka tujuan pe...