Langsung ke konten utama

Khazanah Aswaja [pgsd Unu Ntb]

 Khazanah Aswaja.


IsnainiAyH, 

selampang, Jembatan Gantung. 





Ft_Sumber_by:Shintiya_pgsd. 



Ahlusssunnah wal Jama’ah atau yang dalam keseharian disingkat Aswaja pada hakikatnya adalah ajaran Islam seperti yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum. Karena itu, secara embrional, Aswaja sudah muncul sejak munculnya Islam itu sendiri.


Namun penamaan Ahlusssunnah wal Jama’ah sebagai nama kelompok belum lahir pada masa Rasulullah, tapi baru muncul akhir abad ke-3 Hijriyyah. Dalam catatan para ulama, al-Imam al-Hafizh az-Zabidi adalah salah satu dari sekian banyak ulama yang merekam istilah Ahlusssunnah wal Jama’ah.

Pada perkembangannya, Nahdhatul Ulama (NU) menjadi salah satu organisasi kemasyarakatan keagamaan, bahkan yang terbesar di dunia, yang tegas memformulasikan Aswaja sebagai dasar ajaran keagamaanya. Kerangka pemahaman Aswaja yang dikembangkan NU memiliki karakteristik khusus yang mungkin membedakan dengan kelompok muslim lain, yang berporos pada tiga ajaran pokok Islam yang meliputi bidang akidah, fikih, dan tasawuf.


Dalam bidang akidah yang diikuti NU adalah pendekatan pemikiran-pemikiran akidah Abu al-Hasan al-‘Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi. Di bidang fikih mengikuti model pemikiran dan istinbat hukum empat imam mazhab (Aimmah al-Mazahib al-Arba’ah) yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Sedangkan di bidang tasawuf, NU mengikuti pola pendekatan al-Junaid al-Baghdadi dan Abu Hamid al-Ghazali.Dari telaah berbagai perkembangan pemikiran di kalangan ulama Ahlussunnah wal Jama’ah generasi as-Salaf as-Shalih telah dirumuskan karakteristik ajaran Islam Aswaja seperti dipahami NU. Dalam Musyawarah Nasional di Surabaya 2006, ditetapkan bahwa khashaish (ciri-ciri) Fikrah Nahdliyah adalah:

1. Fikrah tawassuthiyah (pola pikir moderat), artinya Nahdlatul Ulama senantiasa bersikap tawazun (seimbang), dan i’tidal (moderat) dalam menyikapi berbagai persoalan. Nahdlatul Ulama tidak tafrith (gegabah), atau ifrath (ekstrim).


2. Fikrah tasamuhiyah (pola pikir toleran), artinya Nahdlatul Ulama dapat hidup berdampingan secara damai dengan pihak lain walaupun akidah, cara pikir, dan budayanya berbeda.3. Fikrah Ishlahiyah (pola pikir reformatif) artinya Nahdlatul Ulama senantiasa mengupayakan perbaikan menuju ke arah yang lebih baik (al-ishlah ila ma huwa al-ashlah).


4. Fikrah Tathawwuriyah (pola pikir dinamis), artinya Nahdlatul Ulama senantiasa melakukan kontekstualisasi dalam merespon berbagai persoalan.


5. Fikrah Manhajiyah (pola pikir metodologis), artinya senantiasa menggunakan kerangka berpikir yang mengacu kepada manhaj yang telah ditetapkan oleh Nahdlatul Ulama.


Pemahaman tentang Ahlussunnah wal Jama’ah sangat penting bagi warga NU. Sebab Aswaja merupakan fundamen NU dalam membangun gerakan dan berkhidmah kepada umat. Otomotis seluruh metode berfikir (al-manhaj al-fikri) dan metode pergerakan (al-manhaj al-haraki) warga, terutama pengurus NU dan lembaga di bawahnya, harus merujuk pada ajaran Aswaja.


Mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah dalam pandangan NU merupakan pendekatan yang multidimensional dari suatu gagasan konfigurasi aspek akidah, fikih, dan tasawuf. Ketiganya merupakan satu kesatuan utuh, masing-masing tidak terpilah dalam dikotomi yang berlawanan. Namun, dalam prakteknya, dimensi fikih jauh lebih dominan dibanding dimensi yang lain.


Dewasa ini, banyak pihak mengklaim sebagai Ahlussunnah wal Jama’ah yg berbeda, bahkan menyalahkan Ahlussunnah wal Jama’ah yang dianut NU, dengan berbagai propaganda di media yang membuat sebagian warga Nahdliyin bingung dan bertanya-tanya atas kebenaran ajarannya. Melihat fenomena seperti itu, PWNU Jawa Timur pada 31 Januari 2011 membentuk perangkat pelaksana program yang khusus concern meneguhkan akidah Aswaja warga Nahdliyin dan membentenginya dari pengaruh firqah-firqah, yaitu perangkat pelaksana program yang bernama Aswaja NU Center.Sastrawi

Pada tataran prakteknya, Aswaja NU Center menjalankan lima program utama, yaitu:


1. KISWAH: Kajian Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, dengan mengadakan kajian, seminar, halaqah, dan semacamnya.


2. BISWAH: Bimbingan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, dengan mengadakan bimbingan kepada warga Nahdliyin kaitannya dengan faham Aswaja baik langsung, atau metode online, buletin, dan selainnya.


3. USWAH: Usaha Sosialisasi Ahlussunnah wal Jama’ah, yang mensosialisasikan ajaran Aswaja via TV, radio, website, facebook, twitter, WA, telegram, dan selainnya.4. DAKWAH: Daurah Kader Ahlussunnah wal Jama’ah, dengan mengadakan pelatihan dan pengkaderan pegiat Aswaja untuk mencetak SDM yang tangguh, menjawab kesalahpahaman, dan propaganda yang mengcounter Aswaja.


5. MAKWAH: Maktabah Ahlussunnah wal Jama’ah, atau bidang perpustakaan yang menyediakan buku, kitab, dan referensi rujukan Aswaja.


Dalam rangka pengembangan keilmuan dan penyediaan buku Aswaja yang lengkap dan valid, TIM Aswaja NU PWNU Jawa Timur menyusun buku yang berjudul KHAZANAH ASWAJA; Memahami, Mengamalkan dan Mendakwahkan Ahlussunnah wal Jama’ah. Harapannya sebagaimana tersurat dalam judul, buku ini menjadi rujukan praktis untuk memahami, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah di tengah tantangan pemikiran dan gerakan firqah-firqah lain yang semakin hari semakin menjadi.


Pembahasan buku ini terbagi dalam enam bab, yaitu:1. Mafahim Ahlussunnah wal Jama’ah, yang membahas sejarah, pengertian, metode berfikir, dan dalil-dalil yang menunjukkan Mazhab al-Asy’ari dan al-Maturidi adalah representasi Ahlussunnah wal Jama’ah yang sebenarnya.


2. Akidah Ahlussunnah wal Jama’ah, membahas akidah 50 dan permasalahan seputarnya, amaliah yang dipersepsikan bid’ah akidah, dan counter propaganda Tauhid Uluhiyyah, Rububiyah, dan Asma’ wa Shifat.


3. Fikih Ahlussunnah wal Jama’ah, membahas urgensitas fikih dan bermazhab, ijtihad dan taklid, serta permasalahan fikih yang sering dipermasalahkan.


4. Tasawuf Ahlussunnah wal Jama’ah, membahas pengertian dan peran tasawuf di bidang ilmu pengetahuan, penyebaran Islam, dan bidang lainnya, biografi al-Junaid al-Baghdadi dan Abu Hamid Al-Ghazali, dan berbagai permasalahan tarekat.


5. Kelompok dan aliran dalam sejarah ummat Islam, membahas berbagai kelompok dan aliran, klasik maupun kontemporer, serta deradikalisasi dan deliberalisasi dalam perspektif Aswaja.


6. Ke-NU-an, membahas sejarah, Qanun Asasi, Fikrah Nahdliyah, Khittah, tokoh-tokoh, pedoman berpolitik dan jasa-jasa NU terhadap negeri dan dunia.Pembahasannya yang komprehensif menjadikan buku ini sangat penting bagi warga NU, pemerhati, akademisi, kaum muslimin, dan masyarakat secara luas, agar terwujud pemahaman lengkap dan utuh tentang ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang dianut NU (Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah), dari sumber-sumber terpercaya.


Semoga buku ini menjadi amal shaleh yang bermanfaat bagi kami dan generasi pejuang Aswaja di masa-masa berikutnya. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber Otoritas Pelaksanaan Supervisi [PGSD_UNU_NTB]

Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah Dan Pengawas Di Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan supervisi bukan untuk mencari kesalahan guru tetapi pelaksanaan supervisi pada dasarnya adalah proses pemberian layanan bantuan kepada guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan meningkatkan kualitas hasil belajar. Kegiatan supervisi pendidikan sangat diperlukan oleh guru, karena bagi guru yang bekerja setiap hari di sekolah tidak ada pihak lain yang lebih dekat dan mengetahui dari dalam segala kegiatannya, kecuali Kepala Sekolah. Guru merupakan salah satu faktor penentu rendahnya mutu hasil pendidikan. Dalam rangka pelaksanaan program supervisi pendidikan maka harus mencakup semua komponen yang terkait dan mempengaruhi terhadap keberhasilan program supervisi pendidikan. Keberhasilan tersebut dilihat dari komponen perencanaan, implementasi dan dampak dari program supervisi pendidikan. Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan...

Struktur kurikulum TPQ Taman Pendidikan Al Qur’an atau TPA

selampang,30 Agustus 2020 Struktur kurikulum TPQ Taman Pendidikan Al Qur’an atau TPA  Struktur kurikulum TPA ini meliputi inti pembelajaran yang dilewati pada jenjang pendidikan untuk 3 tahun atau dalam enam semester. Pada masing masing jenjang ditempuh dengan waktu satu tahun yang mana dinamakan dengan level. Dengan waktu 3 tahun maka level yang ada adalah : -Level A -Level B -Dan level C  Penyusunan untuk struktur kurikulum TPQ Penyusunan untuk struktur kurikulum TPQ didasarkan kepada standar kompetensi lulusan dengan ketentuaan seperti dibawah ini :  Kurikulum TPQ berisi materi pokok dan materi dengan muatan lokal.Untuk materi pokok yaitu Pembelajaran Alquran, ilmu tajwid, ayat pilihan, bacaan sholat, hafalan surah pendek, praktek ibadah, doa serta adab harian, tahsinul kitabah, dan Pengenalan dasar agama Islam. Untuk muatan lokal disesuaikan dengan kondisi masing masing.  Sedangkan untuk materi pokok pada setiap jenjang l...

Budaya Nasional Sebagai Dasar Pendidikan [PGSD_UNU_NTB]

Bab III. Budaya Nasional Sebagai Dasar Pendidikan Kapita Selekta Pendidikan A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari uraian materi pada bab ini, maka mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan pengertian pendidikan dan budaya. 2. Mampu menjelaskan konsep budaya nasional sebagai dasar pendidikan. 3. Mampu mejelaskan keterkaitan antara pendidikan dan kebudayaan. 4. Mampu mendeskripsikan fungsi dan nilai-nilai budaya nasional sebagai dasar pendidikan. 5. Mampu mendeskripsikan implementasi budaya nasional sebagai dasar pendidikan. 6. Mampu menjelaskan implikasi masalah beserta solusi terkait budaya nasional sebagai dasar pendidikan.  B. Pendahuluan    Hanya manusialah yang memiliki budaya, kebudayaan bukan hanya membentuk pribadi seseorang tetapi juga dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa pendidikan tidak lain adalah proses pembudayaan. Artinya apabila pendidikan itu dilepaskan dari kebudayaan maka tujuan pe...